Dengan kondisi pasar keuangan dunia dimana semua negara bahkan Jepang pun sekarang mencetak mata-uangnya, maka bisa dikatakan kondisi ini mengakibatkan laju inflasi global. Dampaknya harga barang akan naik relatif terhadap nilai-uang, termasuk harga saham.
Tentu saham-saham yang dianggap sebagai 'barang' ini adalah saham yang memberikan kinerja yang baik, atau setidaknya memiliki prospek yang baik.
Sektor banking masih menjadi andalan karena mencatat rekor pertumbuhan laba positif. Demikian juga beberapa saham properti dan turunannya seperti konstruksi dan semen turut membukukan pertumbuhan laba dan potensi berkembangnya proyek-proyek dan kontrak-kontrak baru.
Sektor konsumsi sedikit gamang, bila inflasi tidak terkendali maka tahun ini profit margin emiten konsumsi dapat tertekan. Sebaiknya Sell-on-strength / sell-on-news laporan keuangan tahun 2012 pada periode Februari-April.
Sektor tambang energi seperti batubara, banyak analis yang meyakini bahwa harga komoditas dan harga sahamnya telah mencapai level terendah di tahun yang lalu. Maka periode awal tahun ini dapat menjadi momentum investasi-spekulatif saham-saham batubara selektif yang telah memiliki management yang baik seperti Adaro Energy dan sejenisnya.
Dan tentunya setiap saat wajib memperhatikan up-date corporate-action emiten-emiten tertentu. Momentum inilah yang potensial dapat menghasilkan return capital gain yang jauh lebih tinggi dibandingkan potensi kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment